Senin, 09 April 2012

Ilmu Pengetahuan Adalah Syarat Utama Dalam Kepemimpinan


Di antara keutamaan ilmu pengetahuan yang diisyaratkan al-quran, adalah al-quran menganggap   pengetahuan  sebagai prasyarat utama dalam setiap pos kepemimpinan. Umat tidak boleh dipimpin oleh orang-orang yang jahil, akan tetapi harus dipimpin oleh orang-orang yang berilmu.  Umat yag menyerahkan tugas kepemimpinan  kepada orang-orang yang  bodoh hanyalah menggali kuburan dengan cakaran jari-jarinya. Karena, pemimpin seperti itu tidak menuntun kecuali pada kesesatan dan bencana. Seorang penyair berkata,
 Jika saja gagak menjadi petunjuk suatu kaum maka ia akan menunjuki kepada bangkai anjing.”
Para ulama mengisahkan Bisyar bin Barad, seorang penyair terkenal dan tunanetra. Suatu hari Ia ditanya oleh seseorang yang matanya normal tentang sebuah jalan atau tempat. Ia menjawab, “Ke sinilah, kutunjukkan padamu.” Kemudian, ia bersajak sambil menyindir,
Seorang buta menuntun orang yang melihat, tak ada bapak bagi kalian! Sungguh tersesat orang-orang yang orang-orang buta menunjukinya.”
Oleh karena itu, kita mendapati bahwa al-quran menyebutkan ilmu sebagai faktor penentu untuk jabatan khilafah di bumi.
Kita juga mendapatkan dalam kisah Thalut bagaimana ilmu menjadi slah satu modal utama dalam kepemimpinan militer. Hal itu terdapat dalam firman Allah SWT:


Artinya: Apakah kamu tidak memperhatikan pemuka-pemuka Bani Israil sesudah nabi Musa, yaitu ketika mereka Berkata kepada seorang nabi mereka: "Angkatlah untuk kami seorang raja supaya kami berperang (di bawah pimpinannya) di jalan Allah". nabi mereka menjawab: "Mungkin sekali jika kamu nanti diwajibkan berperang, kamu tidak akan berperang". mereka menjawab: "Mengapa kami tidak mau berperang di jalan Allah, padahal Sesungguhnya kami Telah diusir dari anak-anak kami?"[155]. Maka tatkala perang itu diwajibkan atas mereka, merekapun berpaling, kecuali beberapa saja di antara mereka. dan Allah Maha mengetahui siapa orang-orang yang zalim.
Nabi mereka mengatakan kepada mereka: "Sesungguhnya Allah Telah mengangkat Thalut menjadi rajamu." mereka menjawab: "Bagaimana Thalut memerintah kami, padahal kami lebih berhak mengendalikan pemerintahan daripadanya, sedang diapun tidak diberi kekayaan yang cukup banyak?" nabi (mereka) berkata: "Sesungguhnya Allah Telah memilih rajamu dan menganugerahinya ilmu yang luas dan tubuh yang perkasa." Allah memberikan pemerintahan kepada siapa yang dikehendaki-Nya. dan Allah Maha luas pemberian-Nya lagi Maha Mengetahui. (QS. Al-Baqarah:246-247)

Kaum Bani Israil itu berkata kepada Nabi mereka,
Angkatlah bagi kami seorang raja yang dengannya kami berperang di jalan Allah.
Maksudnya, merekalah yang menginginkan dan meminta hal itu. Namun, tatkala Allah SWT mewujudkan keinginan dan permintaan mereka dan menentukan bagi mereka seorang nabi yang ditunggu-tunggu dengan mambawa wahyu Allah, timbullah karakter asli mereka, yaitu membangkang dan melawan.
Mereka berkata,
Bagaimana Thalut memerintah kami, padahal kami lebih berhak mengendalikan pemerintahan daripada dia, sedang dia pun tidak diberikan kekayaan yang banyak?
Dulu kedudukan pemerintahan yang besar dipegang oleh orang-orang yang memiliki dirham dan dinar tidak bagi yang memiliki bashirah ‘mata hati’ dan ketajaman pikiran. Orang-orang fakir mesti diputus dari segala keistimewaan walaupun mereka memiliki kelebihan dan bakat.
Dari sini Nabi mereka menolak,
Sesungguhnya Allah telah memilihnya menjadi rajamu dan menganugerahinya ilmu yang luas dan tubuh yang perkasa.”
Al-Biqa’I menulis dalam tafsirnya, “Orang-orang yang memiliki kemampuan dalam mengatur dan melaksanakan segala perkara hal ini menunjukkan persyaratan ilmu dalam kepemimpinan. Sedangkan mendahulukan potensi ilmu dari potensi tubuh menunjukkan bahwa keutamaan jiwa lebih mulia ketimbang keutamaan tubuh dan sebagainya.” (Nazmud-Durar: 3/418)
“Berpengetahuan” berarti berpengalaman dan cakap pada sesuatu yang diamanatkan padanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar