Rabu, 25 April 2012

Ilmu Pengetahuan Adalah Jalan Menuju Keyakinan Dan Mendekatkan Kita Pada Allah SWT.


Selain ilmu merupakan bukti keimanan, seperti digambarkan al-Quran , ilmu juga merupakan jalan menuju keyakinan. Yakin, menurut ar-Raghib adalah ketenangan pemahaman disertai keteguhan hukum. Yakin adalah lawan dari zhan ‘prasangka’ dan syak ‘keraguan’. Dalam as-Shihah kita jumpai keterangan bahwa yakin adalah ilmu dan hilangnya syak. Karena itu Allah SWT berfirman ketika mengomentari para musyrikin,
Dan apabiladikatakan (kepadamu),’sesunguhnya janji Allah SWT itu adalah benar dan hari bangkit itu tidak ada keraguan padanya,’ niscaya kamu menjawab,’Kami tidak tahu apakah hari kiamat itu, kami sekali-kali tidak lain hanya menduga-duga saja dan kami sekali-kali tidak meyakini(nya).’” 
Yakin kepada Allah SWT, ayat-ayat-Nya, dan perjumpaan dengan-Nya adalah tujuan setiap muslim dan ia berupaya keras untuk mewujudkannya agar meraih ketenangan hati dan kebahagiaan jiwa. Ia bisa menggapai tingkatan ini dengan ilmu yang mendalam dan jauh dari kejahilan dan keraguan. Allah SWT berfirman,
“… sesungguhnya Kami telah menjelaskan tanda-tanda kekuasaan Kami kepada kamu yang yakin.” (QS. Al-Baqarah:118)
Selain itu al-Quran juga menjadikan yakin dan sabar sebagai dua sayap yang membuat manusia terbang menuju kedudukan imamah ‘kepemimpinan’ dalam agama.  Allah SWT berfirman:
“Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk Dengan perintah Kami ketika mereka bersabar. Dan mereka meyakini ayatayat Kami”. (QS. As-Sajdah:24)
Syekhul Islam Ibnu Taimiyah berkata, “Dengan sabar dan yakin, kepemimpinan dalam keagamaan bisa diraih”.
Seperti yang kita ketahui, setan memerangi manusia dengan dua pasukan inti: pasukan syahwat dan pasukan syubhat. Dengan syahwat setan merusak amal manusia, sedangkan dengan syubhat ia merusak akidah dan pikirannya. Seorang mukmin ketika berperang dengan setan menggunakan dua senjata utama: senjata sabar untuk mengalahkan syahwat dan senjata yakin untuk merobohkan syubhat.
Allah SWT mengecam orang yang tidak memiliki keyakinan di dalam hatinya, melalui firman-Nya:
“…bahwa sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami.” (QS. An-Naml:82)
Syeikhul Arifin Junaid al-Baghdadi berkata, ‘Yakin adalah mantapnya Ilmu yang tidak terbalik, tidak berpindah, dan tidak berubah dalam hati’.
Ilmu adalah awal derajat-derajat yakin. Yakin adalah anugerah Allah SWT yang paling utama kepada hambaNya. Tidaklah ia mendapat hidayah hati, ridlo dan berserah diri kecuali dengan yakin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar