Selain
ilmu merupakan bukti keimanan, seperti digambarkan al-Quran , ilmu juga
merupakan jalan menuju keyakinan. Yakin, menurut ar-Raghib adalah ketenangan
pemahaman disertai keteguhan hukum. Yakin adalah lawan dari zhan
‘prasangka’ dan syak ‘keraguan’. Dalam as-Shihah kita jumpai
keterangan bahwa yakin adalah ilmu dan hilangnya syak. Karena itu Allah
SWT berfirman ketika mengomentari para musyrikin,
“Dan
apabiladikatakan (kepadamu),’sesunguhnya janji Allah SWT itu adalah benar dan
hari bangkit itu tidak ada keraguan padanya,’ niscaya kamu menjawab,’Kami tidak
tahu apakah hari kiamat itu, kami sekali-kali tidak lain hanya menduga-duga
saja dan kami sekali-kali tidak meyakini(nya).’”
Yakin
kepada Allah SWT, ayat-ayat-Nya, dan perjumpaan dengan-Nya adalah tujuan setiap
muslim dan ia berupaya keras untuk mewujudkannya agar meraih ketenangan hati
dan kebahagiaan jiwa. Ia bisa menggapai tingkatan ini dengan ilmu yang mendalam
dan jauh dari kejahilan dan keraguan. Allah SWT berfirman,
“…
sesungguhnya Kami telah menjelaskan tanda-tanda kekuasaan Kami kepada kamu yang
yakin.” (QS. Al-Baqarah:118)
Selain
itu al-Quran juga menjadikan yakin dan sabar sebagai dua sayap yang membuat
manusia terbang menuju kedudukan imamah ‘kepemimpinan’ dalam agama. Allah SWT berfirman:
“Dan
Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk Dengan
perintah Kami ketika mereka bersabar. Dan mereka meyakini ayatayat Kami”.
(QS. As-Sajdah:24)
Syekhul
Islam Ibnu Taimiyah berkata, “Dengan sabar dan yakin, kepemimpinan dalam
keagamaan bisa diraih”.
Seperti
yang kita ketahui, setan memerangi manusia dengan dua pasukan inti: pasukan
syahwat dan pasukan syubhat. Dengan syahwat setan merusak amal manusia,
sedangkan dengan syubhat ia merusak akidah dan pikirannya. Seorang mukmin
ketika berperang dengan setan menggunakan dua senjata utama: senjata sabar
untuk mengalahkan syahwat dan senjata yakin untuk merobohkan syubhat.
Allah
SWT mengecam orang yang tidak memiliki keyakinan di dalam hatinya, melalui
firman-Nya:
“…bahwa
sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami.”
(QS. An-Naml:82)
Syeikhul
Arifin Junaid al-Baghdadi berkata, ‘Yakin adalah mantapnya Ilmu yang tidak
terbalik, tidak berpindah, dan tidak berubah dalam hati’.
Ilmu
adalah awal derajat-derajat yakin. Yakin adalah anugerah Allah SWT yang paling
utama kepada hambaNya. Tidaklah ia mendapat hidayah hati, ridlo dan berserah
diri kecuali dengan yakin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar