Sabtu, 26 Januari 2013 | 08:09 WIB
TEMPO.CO, Pyongyang
- Korea Utara telah mengeluarkan peringatan lain, sehari setelah
mengumumkan rencana untuk uji coba nuklir ketiga. Dalam sebuah
pernyataan, Pyongyang bersumpah "melakukan pembalasan" terhadap Korea
Selatan jika berpartisipasi dalam sanksi PBB terbaru.
Peringatan ini datang dari Komite Reunifikasi Korea Utara, yang disiarkan oleh kantor berita KCNA.
"Jika kelompok boneka pengkhianat mengambil bagian langsung dalam
sanksi PBB, DPRK (Korea Utara) akan mengambil langkah balasan secara
fisik yang kuat terhadap hal itu," katanya, yang menujukannya kepada
pimpinan Korea Selatan. "Sanksi berarti perang dan sebuah deklarasi
perang terhadap kami."
Ancaman itu datang 24 jam setelah Korea
Utara mengatakan akan melanjutkan uji coba nuklir. Gedung Putih mengutuk
langkah itu, dan menyebutnya sebagai "upaya provokatif yang sia-sia".
Korea
Utara telah melakukan dua kali tes nuklir di masa lalu, pada tahun 2006
dan 2009. Namun Pyongyang tidak memberitahukan kapan tepatnya uji coba
ketiga dilakukan.
Negara-negara tetangga merespons rencana ini dengan sinis. Editorial Global Times
Cina memperingatkan, jika uji coba nuklir dilakukan, "Cina tidak akan
ragu untuk mengurangi bantuannya kepada Korea Utara". Sedangkan harian People's Daily mengingatkan semua pihak untuk bersikap tenang.
Adapun media Korea Selatan, JoongAng Daily,
menyatakan, pernyataan Pyongyang semakin mengukuhkan posisinya sebagai
"juara satu" dalam pengambilan kebijakan yang bersifat agresif. Media
lain, Chosun Ilbo, menyatakan, dengan pernyataan itu, artinya Korea Utara menutup sendiri setiap pintu dialog.
Resolusi
terbaru Dewan Keamanan PBB mengutuk peluncuran roket Korea Utara
baru-baru ini. Mereka menekankan pentingnya sanksi yang diperluas.
Korea
Utara mengatakan, peluncuran roketnya untuk tujuan menempatkan satelit
ke orbit. Namun, Amerika Serikat dan negara-negara tetangga Korea Utara
mengatakan, langkah itu adalah uji coba rudal jarak jauh.
BBC | TRIP B
Tidak ada komentar:
Posting Komentar